“Jadi segini aja arti sahabat buat lo?” Tiara
memandang Mona dengan sinis.
“Ini gak kayak yang lo pikir,” elak Mona ”gue gak ngrebut Dian dari April.”
“Oh ya? Trus apa? Penghianat? Nusuk dari belakang.
Loser!” Lanjut Tiara.
“Pril,lo harus dengerin penjelasan gue.” Mona
memohon pada April.
“Lo nggak perlu ndengerin dia, Pril.” Kata Tiara ke
April “ dan kenapa April harus denger BUALAN LOE!” ucap Tiara sengit sambil
menunjuk dada Mona.
“ Tapi bukan gitu ceritanya!” bentak Mona.
“Lo bener-bener jahat, Mon.” bisik April dengan
tubuh gemetar.
“Pril, tolong dengerin gue dulu.” Mona menahan
tangan april.
“Lepas!” bentak April dengan tampang jijik.
Tiara menarik tangan April, “Harusnya lo mikir dulu
sebelum ngerebut cowok sahabat lo sendiri. Puas lo?” tanpa menunggu jawaban
Mona , Tiara pergi menyusul April.
Di jalan setelah pertengkaran itu,
“Jadi bagaimana acting gue tadi?” Tanya Tiara
“Seperti biasa, lo emang selalu memainkan peran
dengan baik. Gak sia-sia lo jadi pemain teater.” Jawab April.
“Kita gak keterlaluan, Pril?” Tiara memandang wajah
teman baiknya,”Mona sudah histeris seperti itu. Masih kurang ‘kah?”
“Ya, besok pagi ultah Mona. Tentu kita harus
membuatnya berkesan.” Jelas April.
“Baiklah, jika itu mau lo. Gue akan mengikuti alur
permainan ini.”
***
Shit!!!
Gue telat lagi!!! Mampus, yang jaga pak
Qosim lagi! Sial kuadrat!!!
Ya
udah lah, gue bolos aja. Eh, tapi ini ultah si Mona! Beker gue kenapa pake mati
segala tadi! Que sera, sera.
Dan yang ditakutin Tiara emang terjadi, dia terpaksa
dihukum bersih-bersih perpustakaan dan lebih telat buat ikut jam pertama, dia
masuk pas jam kedua.
“ Permisi, bu. Maaf saya terlambat”, Tiara tersenyum
masam memandang guru biologi sekaligus walikelasnya, bu Ninik.
“ Ini sudah yang ke berapa, Tiara?”
“ Errr,,, Maaf bu. Saya usahakan ini yang terakhir.”
“ Uji amilum digunakan untuk mengetahui kandungan
apa?”
“Karbohidrat, bu”
“Duduk.”
“terimakasih,bu”.
Hufthhh. Untung otak gue gak ketinggalan.
“Lo cari mati, Ra?” gumam April
“Sorry, weker gue mati. Klo nyokap gak mbangunin gue
pasti masih tidur.”
Tentunya setelah jam istirahat Tiara ditegur April
yang takut rencana mereka gagal jika Tiara gak masuk.
“Calm down, pril. Gue ada disini, all stay in
scenario. Oke”
“Mona, gimana?” Tiara mengalihkan pembicaraan, cari
aman.
“Dia tadi pagi minta maaf ke gue, gue pura-pura
kagak denger aja.”
“Good girl” Tiara menepuk bahu sahabatnya
Dan tentunya tanpa mereka sadari di salah satu sudut
kantin Dian mendengar pembicaraan itu.
***
“Mon, dengerin gue.”
“Pergi! Jauhi gue!” Mona histeris saat Dian mencoba
menggenggam tangannya
“Mon, please. Dengerin gue dulu.” Pinta Dian
“Pergi lo atau gue teriak?!” ancam Mona
“Fine, terserah klo lo gak mau dengerin penjelasan
gue.”
Tiara bertepuk tangan setelah Dian pergi
meninggalkan Mona dibelakang sekolah.
“ Pertunjukan yang bagus, drama queen. Sayang Aprill
gak liat screen ini.” Tiara melangkah pergi.
“Tunggu. Ini gak seperti yang lo kira, Ra.” Mona
mencekal tangan Tiara
“Singkirin tangan kotor lo dari gue.” Tiara menyentak
tangannya lepas dari cekalan Mona.
“Lo harus denger penjelasan gue.”
“Siape lo?” Tiara menatap sinis lalu melenggang
pergi.
“APA SALAH GUE??!!!” Mona putus asa, tiap yang dia
lakukan selalu salah dimata sahabat-sahabatnya.
Tiara tersenyum miris mendengar teriakan Mona. Salah lo, lo ultah hari ini dan April minta
gue bully lo. Sorry, Mon. Tunggu bentar lagi, gue jamin loe bakal suka.
***
Mona melangkah gontai memasuki rumahnya.
“SURPRISEEEE!!!! HAPPY BIRTHDAY!!!”
Mona terbelak, tak percaya dengan apa yang ada
dihadapannya. Sahabat-sahabatnya yang dari kemarin menolak berbicara dengannya,
bahkan memandangnya saja enggan berkumpul di rumahnya.
“Ka,, kalian ngapain?”
“Pertama-tama, gue minta maaf banget Mon udah bikin
tampang lo sejelek ini.” Tiara memulai, dia tau dia lah aktor antagonisnya.
“April minta maaf ya Mon. Udah minta Tiara ngebully
kamu.”
“Kenapa pada liat gue? Gue ogah minta maaf, gue kan
gak ikutan rencana jahat kalian berdua. Gue tadi udah coba bilang ke Mona klo
dia lagi dikerjain kalian, salah Mona sendiri gak mau dengerin gue!” Dian
cemberut yang membuat April mencubit pipinya.
“Sayang, ini ultah Mona. Wajar aja kita bikin
surprise.” Bujuk April pada pacarnya
“Udah dramanya?!!”
Ucapan Mona membuat mereka sadar, dimana mereka saat
ini.
“Ya elah, ini anak bawel amat. Udah make a wish.
Trus potong kue, gue laper!” ujar Tiara
Dan tentunya semua ini hanya sepotong drama di
panggung kehidupan.. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar